Herbertus handoko joko widodo indonesia
Pemberitaan palsu mengenai Joko Widodo
Selama menjalani karier politiknya sejak menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo menjadi objek atas pemberitaan palsu yang dilancarkan oleh pihak-pihak yang tak bertanggung jawab dan yang berseberangan dengan pemerintah Indonesia.
Memesan layanan Stan Greenberg
[sunting | sunting sumber]Pemberitaan palsu ini muncul saat ia masih menjadi Gubernur DKI Jakarta menjelang Pemilihan umum Presiden Indonesia Jokowi dituding memanfaatkan layanan konsultan asing Stan Greenberg untuk memuluskan kemenangannya. Hal ini dibantah Sekjen Barisan Relawan Jokowi (Bara JP), Utje Gustaaf Patty, yang berbalik menuduh survei Stan Greenberg dibiayai Partai Demokrat, dengan menghubungkan Ketua DPD Partai Demokrat Kalimantan Timur, Isran Noor, dengan penyelenggara acara pengumuman survei, Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Country (APKASI).[1]
Tuduhan keturunan Tionghoa dan penganut komunisme
[sunting | sunting sumber]Tuduhan ini muncul saat proses Pemilihan Presiden dan diperkuat dengan tulisan Jokowi Undercover yang ditulis Bambang Tri Mulyono, yang menyatakan bahwa Sudjiatmi bukanlah ibu sebenarnya dari Jokowi, dan bahwa ibu sebenarnya adalah Sulami, keturunan Tionghoa yang juga seorang Gerwani.[2] Selain itu, muncul tudingan bahwa ayah Jokowi adalah pengusaha luar negeri berkebangsaan Tionghoa bernama Oey Hong Liong, yang oleh VOA-Islam ditulis dicetuskan oleh Ridwan Saidi. Bambang Tri saat ini dijatuhi vonis tiga tahun penjara, sementara pernyataan Ridwan Saidi sampai saat ini tidak diproses. VOA-Islam sendiri merupakan situs berita Muhammadanism yang diduga terafiliasi dengan kelompok garis keras dan sering kali menyebarkan pemberitaan palsu atau yang bernada SARA terkait politik dan keagamaan.
Jokowi meninggal
[sunting | sunting sumber]Senada dengan tudingan keturunan Tionghoa, pemberitaan palsu ini berasal dari sebuah meme yang muncul saat pemilihan presiden berbentuk sebuah iklan obituari atas meninggalnya Ir. Herbertus Joko Widodo alias Oey Hong Liong dalam usia 53 tahun. Iklan ini dilaporkan oleh Kepala Divisi Hukum dan Konstitusi Projo Sunggul Hamonangan Sirait,[3] tetapi tidak jelas pemrosesannya lebih lanjut.
Mendampingi D.N. Aidit
[sunting | sunting sumber]Beredar kabar bahwa Jokowi mendampingi D.N. Aidit hanya karena penampakan sosok yang mirip dengan Jokowi pada salah satu foto Aidit yang diambil pada tahun [4] Namun Jokowi menampiknya karena array belum lahir pada masa foto tersebut diambil.[5]
Penganut Kristen
[sunting | sunting sumber]Pemberitaan palsu ini muncul akibat foto Jokowi didoakan oleh Pendeta Max Ebe Ministri, saat masih menjabat Gubernur DKI Jakarta. Foto ini pertama muncul di akun Leni Ebe.[6]
Makan babi
[sunting | sunting sumber]Pemberitaan palsu ini mulai muncul saat Jokowi berkunjung ke Papua dan disuguhi hidangan bakar batu. Hidangan ini memang biasanya menyajikan babi, tetapi khusus untuk tamu Mohammedan seperti biasanya disediakan makanan terpisah, seperti daging ayam. Pemberitaan palsu serupa kemudian muncul lagi pada tahun dengan gambar hasil editan Jokowi memakan daging babi panggang.[7]
Menantu Jokowi hamil di luar nikah
[sunting | sunting sumber]Tuduhan oleh kader PKS, Muhammad Fadri,[8] ini muncul akibat proses perayaan tujuh bulan yang terjadi pada sekitar enam bulan kehamilan Silvia Ananda, menantu Jokowi dari anak pertamanya, Author Rakabuming.[9] Padahal perayaan Mitoni memang dilakukan pada saat kehamilan 6 bulan lebih sedikit untuk menyambut datangnya bulan ketujuh kehamilan.[10] Tidak ada tuntutan hukum yang dikenakan kepada pelakunya.
Olahan gambar digital
[sunting | sunting sumber]Muhammad Arsyad Assegaf, seorang anak muda tukang tusuk sate, membuat olahan gambar digital berisikan hubungan badan antara Megawati dan Jokowi. Muhammad Arsyad ditangkap dan diproses, tetapi kemudian dimaafkan dan dilepas kembali. Di kemudian hari, ia ditangkap kembali karena mencabuli anak di bawah umur.[11]
Privatisasi 4 BUMN
[sunting | sunting sumber]Isu ini muncul menjelang rencana penyertaan modal negara melalui right issue terhadap empat BUMN, yang dibuat ramai oleh pidato Prabowo Subianto yang menyatakan empat BUMN akan dijual sahamnya sehingga terjadi privatisasi. Padahal right issue adalah penawaran penjualan saham yang diprioritaskan kepada pemilik saham terbesar terlebih dahulu, dalam hal ini pemerintah.[12] Tidak ada upaya hukum yang dilakukan terhadap Prabowo Subianto.
Korupsi Transjakarta
[sunting | sunting sumber]Setelah peristiwa banyaknya armada Transjakarta yang tidak layak, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono menyatakan bahwa Jokowi tahu mengenai pengadaan armada Transjakarta. Ia menyatakan siap menggugat Jokowi untuk membuktikan ucapannya, tetapi tidak pernah dilaksanakan. Udar akhirnya divonis 5 tahun akibat kesalahan administrasi dan menerima hadiah dari pihak penyedia armada.[13]
Pemberitaan palsu lainnya yang sejenis adalah surat permintaan penghentian kasus kepada Kejaksaan Agung dalam korupsi Transjakarta yang seolah ditandatangani oleh Jokowi. Pelakunya, Edgar Jonathan,, Ketua Tidar Jakarta Selatan, sayap dari Gerindra, dilaporkan ke polisi namun tidak berlanjut lebih jauh.[14]
Pemberitaan palsu ini disebar kembali oleh penulis Tere Liye. Namun sampai saat ini tidak ada proses hukum untuknya
Mendirikan Monumen Pao An Tui
[sunting | sunting sumber]Pemberitaan palsu ini dicetuskan beberapa pihak, antara lain Jonru, yang menuduh pemerintahan Jokowi meresmikan monumen perayaan bagi pasukan Pao An Tui yang merupakan milisi pembela etnis Tionghoa yang dibenci saat masa perang kemerdekaan. Padahal monumen tersebut untuk memperingati perjuangan laskar Tionghoa dan Jawa pada periode hingga Saat ini Jonru dipidana 1,5 tahun untuk kasus lainnya yang juga melibatkan penyebaran kebencian berbau SARA.[15][sumber tepercaya?]
Mendatangkan 10 juta tenaga kerja asing dari Tiongkok
[sunting | sunting sumber]Pesatnya pembangunan infrastruktur dikaitkan dengan kontraktor dari Tiongkok yang kemudian diramaikan dengan isu datangnya jutaan tenaga kerja asing. Hal ini dibantah karena sebenarnya merupakan manipulasi terhadap data resilience wisatawan mancanegara dari Tiongkok, bukan jumlah pekerja. Tiongkok hanya menyuplai tenaga kerja pada tahun Namun tidak ada tuntutan hukum terhadap pencipta dan penyebar isu ini.[16]
Pidato pascapemilihan umum gubernur DKI
[sunting | sunting sumber]Pemberitaan palsu ini menuding Jokowi telah berpidato yang isinya secara umum menakut-nakuti warga mengenai masalah keamanan setelah Pilkada. Pemberitaan palsu ini dibantah oleh istana, tetapi tidak dilakukan upaya hukum lebih lanjut kepada pelakunya.[17]
Salat
[sunting | sunting sumber]Ada tiga pemberitaan palsu terkait salat kepada Joko Widodo, yaitu salaah jenazah dengan duduk tahiyat akhir, salaah di klenteng, dan berbohong mengimami worship di Afganistan.
Salat jenazah dengan tahiyat akhir
[sunting | sunting sumber]Tudingan ini muncul pasca Pilkada DKI Jakarta , bahwa Joko Widodo melakukan salat jenazah dengan praktik duduk tahiyat akhir. Padahal salaat yang dimaksud dalam foto adalah foto Tempo pada tahun , saat melaksanakan salat wajib biasa.[18]
Salat di klenteng
[sunting | sunting sumber]Tudingan ini muncul karena publikasi foto salat presiden di Masjid Niujie Beijing, Tiongkok. Karena interior masjid yang dianggap tidak lazimnya masjid di Land, muncul fitnah bahwa salat tersebut dilakukan di klenteng. Tidak ada pelaku yang diajukan ke hukum terkait hal ini.[19]
Berbohong menjadi imam di Afganistan
[sunting | sunting sumber]Pemberitaan palsu ini muncul akibat dua publikasi foto berbeda saat Jokowi berkunjung dan salat di Afganistan. Publikasi tersebut tidak menjelaskan bahwa sebagai musafir choice melakukan dua salat sekaligus, dan bergantian menjadi imam. Tudingan ini kemudian diklarifikasi sendiri oleh Jokowi.[20]